TINJAUAN
MENGENAI PENDERITAAN UMAT TUHAN
Bagian
1
Penderitaan :
·
Penderitaan fisik
o
Penderitaan fisik berhenti berbuat dosa
o
1Ptr 4:1
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus
juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, — karena barangsiapa
telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa —,
·
Penderitaan non fisik
o
Orang benar jiwanya akan tertekan melihat aniaya
sekitar
o
Mzm 94:21
Mereka bersekongkol melawan jiwa orang benar, dan menyatakan fasik darah
orang yang tidak bersalah.
Pada masa penderitaan
dan aniaya iman Kristen mengalami pertumbuhan yang luar biasa, tetapi…
Justru pada saat tidak
ada penderitaan dan penganiayaan (pada saat seseorang dipuji dan dihormati)
yang merupakan masa yang paling rawan bagi pertumbuhan iman kekristenan.
SEJARAH PENDERITAAN UMAT TUHAN
Tribulasi/penderitaan
ada 3 :
1.
Tribulasi/sengsara yang dialami orang Yahudi
2.
Tribulasi/sengsara orang Kristen
3.
Tribulasi/sengsara yang akan dialami oleh seluruh
penduduk bumi
PENGANIAYAAN ORANG YAHUDI
Mat. 27:25
25 Dan
seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami
dan atas anak-anak kami!"
40 tahun
setelah penyaliban Yesus :
Jendral Titus dari Romawi masuk Yerusalem merusak
Bait Allah dan membunuh penduduknya.
Diaspora terjadi (Bangsa Yahudi diserakkan ke
seluruh dunia)
Pada jaman Yesus :
·
Di Roma 600 jiwa bangsa Yahudi
·
Di Mesir 1 juta jiwa
·
Di Alexandria
1/3 seluruh penduduk bangsa Yahudi
01 september 1939 (PD II) – 1945 à selama 7 tahun 6 juta orang Yahudi dibantai oleh
NAZI.
Setelah usai PD II à
Israel merdeka
PENGANIAYAAN
ORANG KRISTEN
Sejak
tahun 30 M setelah Yesus naik ke surge
·
Abad I dan abad 2 à aniaya dilakukan oleh
Kaisar-Kaisar Roma
·
Kaisar Nero Tahun 64 M (kota Roma dibakar), Kaisar Domitianus
(81-96 M), Kaisar Traianus (98-117 M), dst
·
Sampai tahun 312 M kekristenan agak lega (tetapi
belum sepenuhnya karena penduduk Roma belum welcome) ketika Kaisar Constantinus
Agung maju berperang dan melihat salib lalu ada suara/tulisan “menanglah dengan
tanda ini”
·
Tahun 380 M Kaisar Theodosius Agung meresmikan
Kristen sebagai agama Negara dan memaksa seluruh penduduk untuk menganut agama
Kristen.
·
Selama 350 tahun (30M-380M)
·
Pada masa ini : baju-baju rombeng penginjil diganti
dengan baju-baju kebesaran Roma.
PENDERITAAN
ORANG KRISTEN
Kis 9:4 Ia
rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya:
"Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Paulus-paulus mengapa engkau menganiaya Aku (= orang
Kristen)
·
Pemeliharaan Tuhan justru nyata di saat aniaya
·
Penganiayaan terdahsyat
o
Why 13: 3-7
o 3 Maka
tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
o 4 Dan mereka
menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan
mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti
binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
o 5 Dan kepada
binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya
diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
o 6 Lalu ia
membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah
kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
o 7 Dan ia
diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan
mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan
bangsa.
Arti Penderitaan
Penderitaan
adalah alat yang dipakai Allah untuk membuat kita menjadi peka dan yang dipakai
Allah untuk mencapai maksudNya dalam hidup kita yang tidak bisa terjadi selain
lewat pencobaan dan lewat keadaan yang tidak menyenangkan.
Penderitaan bisa
dalam bentuk :
·
kanker
atau sakit tenggorokan.
·
Penderitaan
bisa berbentuk sakit penyakit atau
·
kehilangan
seseorang yang Anda kasihi.
·
Penderitaan
bisa berbentuk kegagalan hidup atau
·
kekecewaan
dalam pekerjaan atau dalam studi.
·
Penderitaan
bisa berbentuk gosip yang beredar ditempat Anda bekerja atau digereja Anda yang
merusak reputasi Anda yang membawa kesedihan dan kecemasan.”1
·
Penderitaan
bisa berbentuk sesuatu gangguan yang paling kecil seperti digigit nyamuk hingga
seperti berada di kandang singa seperti Daniel (Dan. 6).
Penyebab Penderitaan
(1) Kita menderita karena kita
hidup di dunia yang terkutuk dimana dosa memerintah hati manusia.
(2) Kita menderita karena kebodohan
kita sendiri.
·
Kita
menuai apa yang kita tabur (Galatia 6:7-9).
(3) Kita menderita kadang-kadang
karena Allah mendisiplin kita.
·
“Karena
Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya
sebagai anak” (Ibrani 12:6).
(4) Kita bisa menderita
penganiayaan karena iman yang kita miliki—
·
khususnya
bila kita menderita karena membela kebenaran alkitabiah, yakni menderita akibat
kebenaran (2 Timotius 3:12).
(1
Petrus 1:6-7)
6
¶ Bergembiralah akan hal itu, sekalipun
sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan
kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas
yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu
memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus
menyatakan diri-Nya.
Bagian
2
Peranan Penderitaan
(1) menjadikan kita seperti Kristus
·
Tujuan
utamanya adalah supaya terbentuk sifat-sifat seperti Kristus dalam diri
seseorang (Roma 8:28-29).
·
Kita
tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencanaNya. Sebab semua orang yang dipilihNya dari
semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu,
menjadi yang sulung di antara banyak saudara (Roma 8:28-29)
(2) Penderitaan itu membuktikan
(menguji) siapa kita. Suffering Proves (tests) Us.
·
“Pencobaan”
dalam Yakobus 1:2 dalam bahasa Yunaninya adalah peirasmos yang
artinya meneliti, menguji, dan membuktikan sifat atau integritas sesuatu.
·
“Ujian”
pada ayat berikutnya adalah dokimion yang
artinya sama. Istilah ini menggambarkan satu ujian yang dirancang untuk
membuktikan atau untuk menyetujui.
·
Penderitaan
adalah sesuatu yang membuktikan sifat dan integritas seseorang serta objek dan
kualitas iman seseorang.
·
Bandingkan
1 Petrus 1:6-7 dimana istilah yang sama dipakai berkaitan dengan kata kerjadokimazo yang berarti, “diuji,” “membuktikan
dengan menguji seperti menguji emas.”
(3) Penderitaan adalah satu
proses.
·
Karena
proses, maka memerlukan waktu. Hasil yang diharapkan Tuhan lewat pencobaan
hidup memerlukan waktu dan juga kesabaran.
·
Dan
bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena
kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan
menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan (Roma 5:3-4).
·
Sebab
kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarlah
ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan
utuh dan tak kekurangan suatu apa pun (Yakobus 1:3-4).
(4) Penderitaan adalah satu
pemurnian.
·
Apapun
alasannya, bahkan sekalipun jika bukan merupakan disiplin Allah atas keduniawian
kita, penderitaan adalah satu pemurnian karena tidak satupun manusia yang bisa
sempurna dalam hidup ini.
·
Bukan
seolah-olah akau telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku
mengejarnya, kalau-kalau aku juga dapat menangkapnya, karena aku pun telah
ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap,
bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang
telah dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku, dan
berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi
dari Allah dalam Kristus (Filipi 3:12-14).
(5) Penderitaan menyediakan
kesempatan.
·
Penderitaan
meneyediakan kesempatan untuk kemuliaan Allah, transformasi diri kita,
kesaksian, dan pelayanan, dsb. (Lihat juga maksud penderitaan dibawah ini.)
(6) Penderitaan menuntut kerjasama
kita.
·
Penderitaan
menuntut tanggapan yang benar kalau kita ingin berhasil dalam mencapai
maksud-maksud Allah. ‘Semua orang menginginkan hasil, kepribadian, tetapi kita
tidak menginginkan prosesnya, yaitu penderitaan.”2 Penderitaan
adalah keharusan untuk hasil yang baik.
(7) Penderitaan adalah sesuatu yang
telah ditentukan sebelumnya atau diatur.
·
Bergembiralah
akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh
berbagai-bagai pencobaan (1 Petrus 1:6).
·
Saudara-saudara
yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang akan datang
kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas
kamu (1 Petrus 4:12).
(8) Penderitaan itu tidak bisa
dihindari.
·
Pertanyaan
yang masing-masing kita harus hadapi bukanlah “Seandainya saya harus mengalami
pencobaan dalam hidup ini,” tetapi pertanyaanya adalah “bagaimana seharusnya
kita menanggapinya?”
·
Supaya
jangan ada yang orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu
sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu (1 Tesalonika 3:3).
·
Karena
itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan
jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia (1 Petrus
4:19).
(9) Penderitaan adalah satu
pergumulan.
·
Pergumulan
ini akan menyeluruh. Itulah sebabnya mengapa disebut “ujian” dan “pencobaan.”
Bahkan meski kita telah mengetahui tujuan penderitaan dan prinsip-prinsipnya,
dan bahwa kita mengetahui kasih dan keprihatinan Allah yang diberikan dalam
Firman Tuhan tentang bagaimana menghadapi penderitaan, menghadapi pencobaan
hidup tidak pernah enteng karena penderitaan itu menyakitkan. Ujian hanya
memberi kemampuan kepada kita untuk bekerjasama dengan prosesnya (Yakobus 1:4).
Penderitaan memungkinkan prosesnya terjadi dalam hidup kita dan memungkinkan
kita untuk mengalami kedamaian dan sukacita batin ditengah-tengah pencobaan.
Untuk
menghadapi penderitaan dalam kedamaian dan sukacita batin, kita dituntut mampu
melihat ke depan dalam mengetahui apa maksud dan tujuan penderitaan yang kita
alami. Ini memerlukan iman kepada Tuhan.
Bandingkan
berkat-berkat dalam kesusahan seperti yang disaksikan pemazmur dalam Mazmur119:
|
Sebelum kesusahan
|
Menyimpang dan tidak perduli (ayat
67a)
|
|
Selama kesusahan
|
Belajar dan bertobat (ayat 71,
bandingkan juga ayat 59)
|
|
Selama kesusahan kita perlu:
|
(1) Mengetahui penyebabnya sebisa
mungkin (Apakah karena sesuatu yang saya perbuat?)
(2) Mengetahui maksudnya (Apa yang
ingin Allah inginkan bagi hidup saya dan orang lain?)
(3) Menentukan penyelesaiannya (Cara
yang diinginkan Allah dalam menghadapinya?)
|
|
Setelah kesusahan
|
(1) Menyadari dan berubah (ayat 67b,
97-102)
(2) Kelegaan dan penilaian (ayat 65,
72)
|
Kita
harus mengetahui maksud Allah yang utama dalam hidup kita untuk bisa menjadi
sesuai dengan rupa Kristus dan Ia telah menetapkan untuk menggunakan
penderitaan untuk pengembangan rohani kita sesuai rencanaNya. Kalau kita mau
tabah dalam penderitaan dan pencobaan dalam hidup ini, kita juga harus memahami
dan menyakini maksud dan tujuan penderitaan.
Bagian
3
Maksud dan Tujuan Penderitaan
·
Kita menderita sebagai satu kesaksian (2 Timotius
2:8-10; 2 Korintus 4:12-13; 1 Petrus 3:13-17). Kalau orang percaya menghadapi
penderitaan dengan sukacita dan dengan stabil, ini akan menjadi kesaksian
berharga mengenai kuasa dan hidup Kristus yang kita yakini. Penderitaan memberi
kesempatan untuk memanifestasi dan kemuliaan kuasa Allah lewat hamba-hambanya
untuk meneguhkan si pembawa pesan dan pesan itu sendiri. Penderitaan memberi
kesempataan untuk menyatakan bisa-dipercayanya kita sebagai utusan Kristus (1
Raja-raja 17:17-24; Yohanes 11:1-45). Ini mencakup beberapa hal:
·
Untuk
memuliakan Tuhan dihadapan para mahkluk surgawi (Ayub 1-2; 1 Petrus 4:16).
·
Untuk
menyatakan kuasa Allah kepada orang lain (2 Korintus 12:9, 10; Yohanes 9:3).
·
Untuk
menyatakan sifat Kristus ditengah penderitaan sebagai satu kesaksian untuk
memenangkan jiwa (2 Korintus 4:8-12; 1 Petrus 3:14-17).
·
Kita menderita untuk mengembangkan kemampuan
dan simpati dalam menghibur orang lain (2 Korintus 1:3-5).
·
Kita menderita untuk menghindari
kesombongan (2
Korintus 12:7). Rasul Paulus mengetahui dari dalam dagingnya sebagai alat yang
diijinkan Tuhan untuk menjaganya tetap rendah hati dan bergantung pada Tuhan
karena penyataan yang ia peroleh dari surga tingkat ke-tiga.
·
Kita menderita karena itu adalah sarana
latihan.
Allah dengan kasih dan setia menggunakan penderitaan untuk mengembangkan
kebaikan, kedewasaan seseorang dan dalam perjalanan hidup denganNya (Ibrani
12:5f; 1 Petrus 1:6; Yakobus 1:2-4). Jadi dalam hal ini, penderitaan memang
telah direncanakan:
·
Sebagai disiplin atas keberdosaan untuk untuk membawa
kita kembali kedalam persekutuan lewat pengakuan yang tulus (Mazmur 32:3-5;
119:67).
·
Sebagai alat pembentukan untuk
menyingkirkan yang tidak berguna dalam hidup kita (kelemahan, dosa kebodohan,
sikap dan penilaian yang belum dewasa, dsb.) Tujuan yang diharapkan adalah
menghasilkan buah yang lebat (Yohanes 15:1-7). Pencobaan bisa menjadi cermin
teguran untuk dosa dan kelemahan kita yang terselubung (Mazmur 16:7; 119:67, 71).
·
Sebagai alat pertumbuhan yang direncanakan
supaya kita bergantung pada Tuhan dan FirmanNya. Pencobaan akan membuktikan
iman kita dan membuat kita rindu menggunakan janji-janji dan prinsip-prinsip
Friman Tuhan (Mazmur 119:71, 92; 1 Petrus 1:6; Yakobus 1:2-4; Mazmur 4:2 [dalam
bahasa Ibraninya ayat ini bisa diartikan, “Engkau telah memperluas aku, membuat
aku bertumbuh lebar dengan penderitaanku”]). Penderitaan atau cobaan
mengajarkan kepada kita kebenaran dalam Mazmur 62:1-8, untuk “hanya mengharapkan Tuhan saja.”
·
Sebagai sarana belajar ketaatan. Penderitaan menjadi
ujian kesetiaan kita (Ibrani 5:8). Ilustrasi: Jika seorang ayah berkata kepada
anaknya untuk melakukan sesuatu yang disenangi anak itu (seperti makan
semangkuk es krim) dan anak itu mematuhinya, memang anak itu mematuhi perintah,
akan tetapi ia tidak belajar apa-apa tentang kepatuhan. Tetapi kalau ayahnya
menyuruhnya untuk memotong rumput, maka ini menjadi satu ujian dan mengajarkan
kepadanya tentang arti kepatuhan. Intinya, kepatuhan itu sering menuntut
sesuatu dan tidak enteng. Kepatuhan bisa menuntut pengorbanan, tekad, disiplin,
dan iman bahwa Tuhan itu baik dan memiliki maksud yang terbaik bagi kita dalam
segala hal. Apapun alasan Allah mengijinkan penderitaan dalam hidup ini, jarang
sekali penderitaan tidak membuat kita peka terhadap kebutuhan, kelemahan, sikap
yang salah, dsb. yang kita miliki sama seperti yang dialami Ayub.
Penderitaan itu sendiri tidak menghasilkan iman dan kedewasaan. Penderitaan hanya sarana yang Allah gunakan untuk membawa kita kepadaNya supaya kita bisa peka terhadap Dia dan FirmanNya. Penderitaan menuntut kita meninggalkan kepercayaan pada diri sendiri menuju kehidupan iman dalam kekeuatan Tuhan. Penderitaan menyebabkan kita menempatkan prioritas. Sesungguhnya, Firman Tuhan dan Roh Allah saja yang menghasilkan iman dan kedewasaan dalam seseorang menjadi seperti Kristus (Maz. 119:67, 71).
Yakobus 1:2-4; 1 Petrus 1:6-7: Kata kuncinya adalah “membuktikan kemurnian imanmu.” “Bukti” dalam bahasa Yunaninya dokimion yang meliputi konsep ujian yang memurnikan, yaitu bukti yang dihasilkan setelah ujian. Tuhan menggunakan cobaan untuk menguji iman kita dalam arti memurnikan, membawanya ke permukaan, supaya kita menerapkan iman kita.
Penderitaan itu sendiri tidak menghasilkan iman dan kedewasaan. Penderitaan hanya sarana yang Allah gunakan untuk membawa kita kepadaNya supaya kita bisa peka terhadap Dia dan FirmanNya. Penderitaan menuntut kita meninggalkan kepercayaan pada diri sendiri menuju kehidupan iman dalam kekeuatan Tuhan. Penderitaan menyebabkan kita menempatkan prioritas. Sesungguhnya, Firman Tuhan dan Roh Allah saja yang menghasilkan iman dan kedewasaan dalam seseorang menjadi seperti Kristus (Maz. 119:67, 71).
Yakobus 1:2-4; 1 Petrus 1:6-7: Kata kuncinya adalah “membuktikan kemurnian imanmu.” “Bukti” dalam bahasa Yunaninya dokimion yang meliputi konsep ujian yang memurnikan, yaitu bukti yang dihasilkan setelah ujian. Tuhan menggunakan cobaan untuk menguji iman kita dalam arti memurnikan, membawanya ke permukaan, supaya kita menerapkan iman kita.
·
Kita menderita untuk menghasilkan ketergantungan
terus-menerus pada kasih karunia dan kuasa Tuhan. Penderitaan dirancang
supaya kita bisa berjalan dengan kekuatan Tuhan, dan bukan dengan kekuatan dan
kemampuan diri kita sendiri (2 Korintus 11:24-32; 12:7-10; Efesus 6:10f;
Keluaran 17:8f). Penderitaan membuat kita berpaling dari apa yang kita punya
kepada apa yang Allah punya.
·
Kita menderita untuk menyatakan hidup dan
sifat Kristus (Buah Roh) (2 Korintus. 4:8-11; Filipi
1:19f). Ini memiliki kesamaan dengan nomor (4) diatas tetapi lebih ditekankan
pada proses dan tujuan, yaitu menghasilkan sifat Kristus. Ini memiliki aspek
yang negatif sekaligus yang positif:
·
Negatif: Penderitaan menolong untuk
menyingkirkan ketidakmurnian dalam hidup kita seperti ketidakperdulian,
mengandalkan kekuatan diri sendiri, penilaian dan prioritas yang salah,
pembenaran manusiawi dan mekanisme penolakan sebagai cara-cara kita menghadapi
persoalan (penyelesaian buatan manusia). Penderitaan itu sendiri tidak bisa
memurnikan, melainkan merupakan sarana yang dipakai Allah supaya kita
mempraktekan iman dalam perlengkapan kasih karunia Allah. Yaitu kasih karunia
Allah dalam Kristus (yang adalah identitas kita yang baru dalam Kristus, dalam
Rirman dan dalam Roh Kudus) yang mengubah hidup kita. Aspek negatif ini
diperoleh dengan dua cara: (1) Kalau keluar dari persekutuan
dengan Allah: Penderitaan menjadi satu disiplin dari bapa
surgawi kita (Ibrani 5:5-11; 1 Korintus 11:28-32; 5:1-5). Disiplin ini
diberikan untuk dosa yang disadari, yaitu
pemberontakan dan ketidakperdulian terhadap ALlah. (2) Kalau berada dalam persekutuan dengan Allah: Penderitaan
menjadi karya yang didasari oleh keahlian dan kasih dari Pemilik kebun Anggur
supaya kita menjadi lebih menghasilkan. Disiplin ini juga diberikan untuk dosa yang tidak disadari, yang adalah hal-hal yang
tidak kita sadari, namun yang menghalangi pertumbuhan dan buah rohani dalam
hidup kita. Dalam hal ini, penderitaan sering berupa teguran (Yohanes 15:1-7).
·
Positif: kalau orang Kristen hidup dengan
sukacita dalam penderitaan (yaitu kalau mereka tabah dan tetap menerapkan
janji-janji dan prinsip-prinsip iman), kehidupan atau sifat Kristus akan
menjadi semakin dinyatakan saat mereka bertumbuh dalam penderitaan (2 Korintus
4:9-10; 3:18). Ini berarti percaya, damai, sukacita, stabilitas, penilaian alkitabiah,
kesetiaan, dan kepatuhan yang bertentangan dengan kecenderungan untuk
menyalahkan orang lain atau sesuatu, melarikan diri, mengeluh, dan
kecenderungan menentang Allah dan orang lain.
·
Kita menderita untuk menyatakan sifat jahat
manusia dan untuk menyatakan kebenaran keadilan Allah dalam penghakiman (1 Tesalonika
2:14-16). Penderitaan yang dilakukan orang lain (seperti penganiayaan, dan
perlakukuan kejam) dipakai Allah untuk “menambah dosa mereka sampai genap
jumlahnya.” Ini akan menyatakan kejahatan dari mereka yang melakukan
penganiayaan dan keadilan penghakiman Allah atasnya.
·
Kita menderita untuk memperluas pelayanan kita
(bandingkan
Filipi 1:12-14 dengan 4:5-9). Dalam proses untuk menghasilkan sifat Kristus dan
peneguhan kesaksian kita kepada orang lain, penderitaan kadang-kadang membuka
jalan untuk pelayanan yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Ketika
Paulus dipenjarakan (dimana setiap hari ia dirantai bersama seorang tentara
Romawi di rumahnya sendiri) injil tersebar diatara para tentara penjaga. Jadi
Paulus memiliki alasan untuk terus bersukacita dalam Tuhan, tetapi seandainya
ia mengeluh, cemas, tawar hati, maka tidak akan ada kesaksian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar