Senin, 23 Mei 2016

PANDUAN PELAYAN PUJIAN DAN PENYEMBAHAN

PANDUAN
PELAYAN PUJIAN DAN PENYEMBAHAN

(WL, SINGER, PEMUSIK, DANCER, PEMANDU LCD)

Oleh : Pdm. Yohanes Sigit Pawarto, S.Th.
















GBI DEWI SARTIKA DEPOK
2015

(WAJIB DIBACA SAMPAI SELESAI DAN BERULANG-ULANG SEBELUM MELAYANI)

SESI 1
PENDAHULUAN
Shalom,
Untuk selalu diingat dan diperhatikan, saya sebagai gembala memberikan koreksi dan hal-hal yang tujuannya agar kita seluruh pelayan selalu update situasi dan perkembangan pelayanan kita dan tidak melulu monoton dengan pola/style/model pelayanan yang begitu-begitu saja.

WL, Singers, Pemain Musik, Dancer bertugas membawa jemaat masuk hadirat Tuhan. Oleh sebab itu :

WORSHIP LEADER/SONG LEADER
Tugas WL mengajak jemaat dan bukan menghakimi jemaat dengan kata-kata dan perilaku.
Tugas WL memimpin pujian dan penyembahan dan BUKAN SEDANG BERDOA SYAFAAT.
Tugas WL memimpin pujian dan penyembahan dan BUKAN SEDANG BERSAKSI, APALAGI BERKHOTBAH
Hindari menggunakan kalimat yang sangat panjang. Pakailah kalimat yang singkat dan membangun.
Hindari berdiri terlalu lama. Jangan pernah berpikir bahwa sikap berdiri membuat lebih hormat kepada Tuhan (belum tentu). Apalagi di ibadah umum mayoritas orang tua, lain halnya di ibadah youth. Buatlah catatan kecil di setiap lagu, kapan duduk dan kapan berdiri.
Perhatikan durasi pujian dan penyembahan. Jangan terlalu lama dan bertele-tele. Untuk kita (GBI Dewi Sartika) 45 menit sudah maksimal (Penyembahan-Pujian-Kolekte-Jelang Firman Tuhan).
Peran pujian dan penyembahan adalah sebagai pembuka jemaat untuk masuk kepada Firman Tuhan. Jangan membuat jemaat sudah kelelahan dengan pujian yang lama dan terlalu banyak berdiri, sehingga  saat Firman Tuhan disampaikan selain jamnya menjadi terbatas juga jemaat sudah tidak konsentrasi, harus ke “belakang”, dan lain sebagainya.
Rancangkan alur pujian dan penyembahan (termasuk materi/lagu2/duduk berdiri) : semakin naik dan bukan semakin turun atau turun naik.
Karena bukan sedang ibadah doa, jangan ciptakan doa dan penyembahan yang terlalu panjang, secukupnya.
Hindari kata-kata “saya…” gantilah/pakailah kata “mari kita…” karena WL sifatnya mengajak jemaat.
Meskipun ada LCD, berusahalah hafal lirik lagu.
Karena WL ada dalam tim. Usahakan pilih lagu yang jemaat tahu dan tim juga pastikan sudah bisa.
Untuk lagu yang baru usahakan nyanyikan 2 kali dalam satu ibadah, misalnya saat pembukaan dan jelang Firman (lagu penyembahan) dan saat pujian dan persembahan (lagu girang).
WL pemimpin bagi jemaat untuk membawa jemaat ke hadirat Tuhan. Dalam tim, lebih kepada persetujuan bersama antara WL, Singer, Pemusik dan Dancer tentang lagu dan aransemen yang dibuat. Selain itu gembala sebagai pemimpin umum yang pada saat-saat tertentu ada permintaan khusus tentang pola ibadah.

SINGER
Tugas Singer mendampingi WL saat bertugas.
Karena tugasnya mengajak/membawa jemaat. Singer bersama WL harus betul-betul ikut menyanyi dan menyembah dan bukan penonton.
Meskipun ada LCD, berusahalah hafal lirik lagu.

PEMAIN MUSIK
Tugas pemusik mengiriingi WL dan Singer saat bertugas.
Pemain music usahakan ikut menyanyi, dengan demikian anda akan mengalir bersama WL dan Singer.
Usahakan hafal akord lagu.

PEMANDU LCD
Mengikuti arahan tim pujian dan penyembahan mengenai apa-apa saja yang harus ditampilkan di LCD.

DANCER
Mengikuti materi lagu-lagu yang dipilih oleh tim pujian dan penyembahan mengenai apa-apa saja yang harus ditampilkan di LCD.

Demikian kira-kira yang bisa saya sampaikan, adapun hal-hal lain akan disampaikan secara lisan.

GBU all.

Yohanes Sigit

PANDUAN PELAYAN PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
A. MENGAPA SEORANG SONG LEADER HARUS SEORANG WORSHIP LEADER
Seorang Song Leader bukan hanya sekedar seorang Pemimpin nyanyi-nyanyian dalam sebuah Kebaktian atau Ibadah, tetapi lebih dari itu seorang Pemimpin Nyanyi-nyanyian harus seorang PENYEMBAH dan PEMUJI / WORSHIP LEADER (WL).

Seorang Worship Leader bukan hanya seorang Pemimpin nyanyian yang trampil dan memiliki suara yang bagus, tetapi harus menjadi PENYEMBAH – PENYEMBAH yang dipanggil dan diurapi oleh Allah untuk melayani dalam rumah Tuhan / Gereja.

Mereka yang  terpanggil atau terlibat dalam Pelayanan Gereja bukanlah mereka yang  bermain musik atau bernyanyi , tetapi mereka yang  telah MENYERAHKAN DIRI untuk pelayanan Musik – Nyanyian untuk Tuhan (Mzm. 57 : 8 – 10; Mzm. 108 : 2 – 4).

B.   TATA TERTIB WORSHIP LEADER & SINGER
Setiap WORSHIP LEADER DAN SINGER bertanggung jawab kepada Tuhan dan GerejaNya untuk melakukan tugas pelayanan yang Tuhan anugrahkan padanya.

Setiap WORSHIP LEADER & SINGER wajib mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani Tuhan, diantaranya dengan cara :
1.   Persiapan Diri
Pelayan Tuhan wajib mempersiapkan keberadaannya untuk melayani di hadirat Tuhan yang kudus.
Membangun kehidupan rohani yang berakar, bertumbuh dan berbuah secara berkesinambungan.

2.   Persiapan Teknis
Wajib mempersiapkan daftar lagu/pujian yang akan dinyanyikan, sebelum tugas pelayanannya.
Wajib mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
Wajib hadir sebelum Ibadah dimulai.

Bagi Setiap WORSHIP LEADER DAN SINGER yang dengan sengaja melanggar ketentuan-ketentuan diatas, berarti pelayan tersebut telah meremehkan HAK yang sudah diberikan oleh Tuhan dan mempermainkan tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap Tuhan dan Gereja.

C.   KRITERIA SEORANG WORSHIP LEADER
1.     Kriteria Rohani
Lahir baru dan ada buah pertobatan.
Memiliki karakter Kristus.
Penuh Roh Kudus.
Seorang Penyembah Allah.
Suka Berdoa.
Dipenuhi Firman Allah.
Menguduskan perkataan, bersih dalam ucapan/nyanyian.

 2.         Kriteria Teknis
Memiliki talenta vokal yang cukup baik.
Mengerti dasar-dasar musik.
Mampu memimpin.
Mampu berkomunikasi dengan baik.
Memiliki dan mengembangkan perbendaharaan lagu pujian.

D.   PERSIAPAN SEORANG WORSHIP LEADER
1.     Persiapan Rohani
Setia dalam waktu doa.
Membaca Firman Tuhan.
Penyembahan pribadi.
Selalu menjaga kekudusan.
Doa dan puasa secara khusus.
Pemurnian motivasi, merendahkan diri.

2.     Persiapan Teknis
Worship Leader harus mengetahui thema setiap nyanyian Pujian atau Penyembahan yang disusunnya.
Pemilihan lagu, apakah kita menguasai lagu tersebut? dan apakah jemaat mengenal lagu tersebut?
Menjaga kualitas vocal, latihan pernafasan.
Persiapan team, latihan bersama team musik & Singer.
Berapa waktu yang tersedia, termasuk kesaksian atau kata sambutan, persembahan, pengumuman.
Tingkat pengenalan atau penguasan Lagu.
Kondisi atau keadaan Jemaat yang akan kita layani.
Kita mengenal dengan baik.
Cari informasi tentang usia mayoritas Jemaat.
Bagaimana karakter jemaat di tempat atau daerah tersebut.
Berapa jumlah jemaat yang ada.

3.     Bagaimana Fasilitas Tempat Dan Waktu
Fasilitas penunjang (Sound system, musik, AC, dll).
Kondisi tempat (besar / kecil).
Waktu (pagi / siang / sore / malam).

E.   HAL–HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MENJADI WORSHIP LEADER
1.     Bangun Komunikasi Yang Erat Dengan Jemaat Pada Kesempatan Pertama :
Penuh kasih bukan dibuat-buat.
Kata-kata pembuka yang mengakrabkan dan menguatkan.
Pandangan mata dan senyuman.

2.     Hindari Kata-Kata Yang Melemahkan Dan Menghakimi Jemaat :
Memotivasi dan membangun jemaat dengan kata-kata yang positif, seperti :
“Saya percaya Allah hadir di sini dan siap memberkati Saudara…”
“Ada kuasa dalam hadirat Allah ……”
“Saudara yang datang dengan masalah pasti akan pulang dengan  kelepasan ……”
Jangan menghakimi keterlambatan jemaat.
Jangan menghakimi cara jemaat memuji, jangan paksakan jemaat untuk sama seperti kita.
Gunakan kata-kata iman : “ Saya percaya ………”

3.     Persiapkan Penampilan Yang Baik :
Pakaian rapi dan sopan.
Rambut rapi.
Wajah segar, cerah dan bersih.

4.     Hindari pertentangan dengan pemusik atau singers yang menimbulkan ketidak-sejahteraan suasana ibadah :
Beri aba-aba atau komando yang jelas dan disertai dengan senyum.
Kalau terjadi kesalahan, jalan terus (untuk membangun kepercayaan diri seluruh tim).
Ingat!  kita sedang menyembah dan memuji Allah, dan sedang membangun komunikasi yang akrab dengan Allah.

5.     Hindari pengulangan lagu terlalu banyak, yang dapat menjenuhkan.

6.     Fleksibel dalam memimpin dan peka terhadap kehendak Roh Kudus untuk suatu perubahan - perubahan sikap dan berbagai gaya dalam memimpin sehingga membawa suasana yang hidup,  meriah,  indah dan penuh kuasa Roh Kudus.

7.     Hindari banyak bicara,  komentar disaat lagu sedang dinyanyikan, sebaiknya gunakan kata-kata,  komentar-komentar yang tepat pada saat jeda lagu.

8.     Hindari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik :
Terlalu sering menutup mata.
Kebiasan gerakan tangan yang kurang baik.
Membelakangi jemaat.
Refleks mata berkedip-kedip.

9.     Jangan biarkan suasana vakum untuk beberapa waktu.

10.   Seringlah mengkoreksi penampilan saudara (bisa direkam gambar/video) :
Gaya di panggung, cara berdiri, gerakan tangan.
Cara memegang microphone.
Pengucapan istilah dan komentar

11.   Perhatikan nada dasar lagu yang PAS,  tidak ketinggian,  juga tidak kerendahan (perhatikan nada dasar Asli dari Pencipta Lagunya).

12.   Perhatikan “Intro” dan “Ending” setiap lagu, sehingga tepat dengan iramanya, juga pada saat “Interlude” jika ada.

13.   Pengulangan lagu yang wajar sesuaikan dengan situasi Jemaat.

14.   Kuasai Aba-aba (Hand Signals).
Nada dasar.
Pengulangan.
Overtone.
Perlambat / Percepat tempo.
Perkeras / perhalus suara.
Pengulangan coda.
Acapela.
Drums Only.
Piano / keyboards only.

F.   PERSIAPAN SEORANG SINGER
(1 Taw. 25 :  1 – 31)
Seorang Singer dalam ibadah haruslah seorang penyembah Allah (worshippers), sehingga persiapan seorang singer tidak hanya pada saat menjelang ibadah saja melainkan setiap saat membangun kehidupan penyembahannya (gaya hidup).

Singer harus penuh Roh Kudus, agar ada URAPAN dalam pelayanannya, ia senantiasa mengandalkan Roh Kudus dan mempersiapkan dirinya untuk semakin peka dalam tuntunan dan pekerjaan Roh Kudus.

Singer haruslah seorang yang suka berdoa :
Mempersiapkan diri dalam doa khusus bagi seluruh team yang ditunjangnya bagi umat yang dilayani.
Berlatih khusus. memiliki kemauan kuat untuk meningkatkan “Skill”-nya.

G.   FUNGSI SINGER DALAM TIM
Memberi tenaga vokal (vocal power) pada setiap pujian yang dinaikkan.
Memberi harmoni dan keindahan pada setiap pujian yang dinaikkan.
Memberi inspirasi bagi jemaat dalam memuji Tuhan. Inspirasi dapat berupa :
Ekspresi atau mimic muka,  mata
Mengangkat tangan atau bertepuk tangan.
Gerakan atau tarian tertentu.

Menopang pemimpin pujian dan pemusik melalui doa.

H. PEMUSIK
Dalam pelayanan musik, peran pemusik adalah mambawa suasana pemyembahan ke atmosfir yang penuh hadirat Allah dan membantu jemaat untuk mengangkat suara mereka dalam menyanyikan lagu.

Sebagai seorang pemusik, anda tidak dapat menghindari suatu kondisi di mana jemaat tidak memandang/melihat anda; dengan kata lain, anda pasti menjadi panutan/sorotan/contoh bagi jemaat.
Menjadi seorang pemusik gereja merupakan panggilan yang luarbiasa. Jangan memandang rendah panggilan tersebut.
Menjadi contoh berarti menjadi saksi hidup bagi orang lain. Carilah Tuhan tiap hari dalam saat teduhmu dan “BERDOA SEBELUM MEMAINKAN ALAT MUSIK”

Sebagai seorang pemusik, anda mungkin belajar sendiri atau pernah dilatih tetapi jangan memainkan alat musik melewati batas saat ibadah karena anda berada dalam satu tim musik. Jika ada suatu teknik atau permainan yang anda ingin tonjolkan maka gunakan pada saat berlatih sehingga permainan tersebut sempurna saat dibawa ke ibadah.

Juga sebagai seorang pemusik, anda pasti tidak pernah puas untuk mengetahui tentang musik. Tetaplah kejar suatu pelajaran yang baru. Tetap berlatih dan belajar.

I.   TATA TERTIB WORSHIP LEADER, SINGER dan PEMUSIK
Setiap PEMUSIK bertanggung jawab kepada Tuhan dan GerejaNya untuk melakukan tugas pelayanan yang Tuhan anugerahkan padanya.

Setiap WORSHIP LEADER & SINGER wajib mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani Tuhan, diantaranya dengan cara :

1.     Persiapan Diri
Pelayan Tuhan wajib mempersiapkan keberadaannya untuk melayani di hadirat Tuhan yang kudus.
Membangun kehidupan rohani yang berakar, bertumbuh dan berbuah secara berkesinambungan.

2.     Persiapan Teknis
Wajib mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
Wajib hadir sebelum Ibadah dimulai.

LAMPIRAN: Tanya Jawab & Artikel
I. TANYA JAWAB UNTUK PEMUSIK
Gimana cara menjangkau jiwa melalui musik?
Pakailah bahasa dan rythm yang relevan dan 'membumi'.
Terjemahkan visi, misi dan  nilai-nilai dari gereja lewat lagu/musik.
Membuat event-event yang dapat menjadi wadah untuk para musisi/penyanyi/pencipta lagu/dan lain-lain.
Menyalurkan aspirasi dan talenta mereka (misal: konser, lomba cipta lagu, festival, dan sebagainya)

Karakter apa yang harus dimiliki?
Kerendahan hati.
Sikap ("attitude") yang baik.
Hati yang mudah diajar dan menerima masukan.
Jangan pernah puas dengan mediocrity (biasa-biasa), karena excellence itu sebenarnya dapat dicapai.

Yang menjadi penghambat:
Tidak bergabungnya dalam kejemaatan lokal, sehingga visi kurang tajam dan kurang/tidak diperlengkapi.
Motivasi yang tidak murni atau pun agenda pribadi.
Terlalu dipimpin oleh emosi/perasaan, karena rata-rata pemain musik adalah pribadi yang berhubungan dekat dengan perasaannya (soul).

Apa yang harus di-perbaiki dari pemusik gereja supaya musik Kristen kelihatan menarik?
Jadilah relevan.
Perluas jenis musik yang dipakai.
Pakai kreativitas dengan 'berpikir di luar kotak'.
Terus perbaharui perbendaharaan musik.

II. ARTIKEL UNTUK PEMUSIK: URAPAN (Source: internet)
Dalam ceramah-ceramah musik yang saya ikuti dan adakan, kedua hal ini selalu menjadi pertanyaan dan sorotan. Mana yang lebih utama, skill atau urapan? Apakah skill harus 80%, urapan 20% saja cukup? Atau sebaliknya?
Dalam pelayanan musik yang saya geluti, ada orang yang mengatakan ? yang penting urapannyalah, skill tidak terlalu penting? ada pula yang berpendapat terbalik ? buat apa urapan kalo skillnya tidak memadai atau mainnya tidak becus.?
Mari kita lihat lagi ke ke Perjanjian Lama, Allah memilih orang-orang dari suku Lewi yang telah dikuduskan dan diurapi untuk melayani-Nya. Allah memilih orang-orang Lewi yang mempunyai keahlian dalam bidangnya. Artinya apa? Melalui Musa dan Harun, Allah memilih orang yang diurapi untuk menjadi imam (dalam hal ini orang Lewi) dan orang-orang yang ahli dalam bidangnya.
Mari kita lihat sejenak apa yang Alkitab katakan tentang hal ini: Tentang urapan pada orang Lewi: I Tawarikh 25 25:7 Jumlah mereka bersama-sama saudara-saudara mereka yang telah dilatih bernyanyi untuk TUHAN -- mereka sekalian adalah ahli seni -- ada dua ratus delapan puluh delapan orang.
Jadi menurut saya, kedua ungkapan di atas adalah salah, yang benar adalah antara skill dan urapan harus seimbang, atau ijinkan saya mengatakan, kalo Anda mau memberikan yang terbaik, maka Skill Anda harus 100%, urapan dalam pelayanan harus 100%. Ini semua dalam pengertian, skill dan urapan harus seimbang, tidak bisa kita hanya mengandalkan skill tanpa urapan, atau kita hanya menerima urapan tanpa mempunyai skill yang baik.
Mungkin hal ini yang masih sering kita temui dalam pelayanan musik, adanya ketidak seimbangan antara keduanya. Jika Anda mau memberi yang terbaik buat Allah kita, maka berdoa, kuduskan diri kita, bina hubungan yang intim dengan Allah, maka urapan Allah akan melimpah dalam pelayanan Anda. Kemudian latihlah skill Anda, sehingga Anda bisa bermain sebaik mungkin untuk kemuliaan nama-Nya.

III. ARTIKEL UNTUK WORSHIP LEADER/SINGER/PEMUSIK : PELAYAN JUGA PERLU MAKAN
Lukas 10:42
… Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Seiring dengan terbukanya wawasan dan pemahan saya tentang apa itu pelayanan, makin lama saya makin sadar bahwa kita yang melayani harus juga dilayani atau mungkin bahasa yang tepat ‘di kenyangkan’ oleh makanan rohani.

Karena itulah Tuhan Yesus katakan kepada Marta bahwa Maria telah memilih bagian yang terbaik. Kalau kita telusuri lebih dalam lagi dalam teks yang ada, bahwa Maria memilih untuk duduk di kaki Tuhan dan mendengarkan suara-Nya berkata-kata, sedangkan Martha sibuk melayani dan mempersiapkan makanan.

Sebagai pelayan Tuhan di gereja, sering dengan sadar atau tidak sadar kita mengabaikan hal ini. Contoh sederhana yang dapat kita lihat,  setelah pujian dan penyembahan pendeta naik ke mimbar untuk berkotbah, tetapi para musisi pun mencari acara sendiri di luar, bergurau, ngomong-ngomong sendiri dan bahkan yang parahnya ada yang sambil merokok.

Pada awal saya melayani saya pun sempat seperti itu, ketika kotbah disampaikan, kita keluar dari gereja dan mulai buat acara sendiri, ngobrol-ngobrol dengan pelayan lainnya (meski tidak sambil merokok). Tetapi saya dinasehati oleh orang tua saya, supaya pada waktu kotbah disampaikan, kita sebagai pelayan pun harus duduk mendengarkan firman Tuhan seperti jemaat lain. Kita pun perlu diisi oleh firman Tuhan.

Beberapa hamba Tuhan kadang mewajibkan para musisi tetap di tempatnya. Pengalaman saya ketika main musik dan yang berkotbah Pdt. Ronny Daud Simeon, beliau minta kita tetap di tempat. Saya yakin alasan paling utama adalah agar kita dengar firman Tuhan dan yang kedua jika mendadak beliau mau nyanyi, kita siap.

Sebagai seorang pelayan di gereja, apapun bentuk pelayanan kita, ketika waktunya kotbah dan firman disampaikan, kita mesti duduk dan memperhatikan firman Tuhan. Sadar atau tidak sadar, Iblis berusaha untuk selalu menggoda kita dengan berbagai macam cara, tidak ada cara lain untuk melawan godaan Iblis yang begitu luar biasa sekarang, hanya dengan firman itu. Iman kita bertumbuh karena firman (Roma 10:17), bukan hanya karena sekedar melayani Tuhan di gereja, tetapi karena kita memakan firman itu. Itulah juga alasan mengapa hal ini diungkapkan dalam kisah pencobaan di padang gurun”

Matius 4:3-4 3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." 4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Kalau kita punya sikap yang tidak menghargai firman, terbiasa tidak mendengar kotbah, mari kita berubah dan meneladani Maria. Dan dengan telinga iman kita mendengar hal yang sama seperti yang Tuhan Yesus katakan kepada Marta, “Maria (sebutkan nama masing-masing) telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Melayani Tuhan itu penting, tetapi yang terpenting adalah mendengar Ia berkata-kata.

1 Petrus 2:2
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

Firman Tuhan menghindarkan kita dari berbuat dosa yang ujungnya adalah maut-neraka, firman Tuhan mengarahkan kita pada keselamatan kekal di dalam Tuhan Yesus.

Sekali lagi, jangan lupa ... pelayan juga perlu makan ... yaitu firman Tuhan. (+++ by. Semmy)

IV. ARTIKEL UNTUK WORSHIP LEADER/SINGER/PEMUSIK: KETIKA ANDA JADI JEMAAT.
Dalam berbagai kesempatan pelayanan di beberapa denominasi gereja, terkadang saya harus menjadi seorang musisi yang cuek. Cuek disini bukan berkonotasi negatif, tetapi cuek akan suasana ibadah and just worship God!

Pernakah Anda sebagai seorang musisi atau singers atau WL hadir dalam ibadah di gereja lain dan Anda merasa bahwa suasana ibadah, khususnya pujian penyembahan betul-betul merusak konsentrasi Anda. Mungkin Anda pernah, dan buat saya hal ini sering saya alami. Hal ini biasanya timbul akibat model permainan dari musisi yang amburadul dan semaunya saja.

Memang mau tidak mau kita harus sadar bahwa tidak semua gereja memiliki personil dan peralatan yang bagus. Ketika menghadiri sebuah kebaktian, terkadang saya melihat peralatan yang sangat terbatas dan yang lebih 'parahnya', kemampuan si pemusik yang terbatas sehingga permainannya cenderung show off & kacau. Karena kita terbiasa mendengar musik yang bagus, akhirnya kita jadi 'senewen' mendengarnya. Jadinya sepanjang puji-pujian, kita tidak dapat berkonsentrasi untuk mengikuti ibadah, tetapi mengomel karena permainan musik yang buruk.

Apakah hal ini salah? Buat saya ini normal, apalagi jika kita sudah terbiasa mendengarkan permainan musik yang ok dari sebuah worship team, tetapi akan menjadi bumerang buat kita jikalau hal menyebabkan kita kehilangan konstrasi untuk menyembah Allah.

Jadi bagaimana? Saya berpendapat, bahwa kedua pihak harus membenahi diri, si musisi yang permainnya buruk harus meningkatkan kemampuannya, sehingga bisa menghasilkan permainan yang lebih teratur dan manis untuk di dengar. Dengan mempertajam skill maka niscaya permainannya tidak merusak suasana dan konsentrasi para jemaat yang beribadah, apalagi kalau ada jemaat yang mempunyai kuping yang peka. Di sisi lain, anggota jemaat atau siapa saja yang hadir dalam kebaktian tersebut hendaknya tetap mengarahkan hatinya untuk memuji dan menyembah Allah, disinilah yang saya maksud dengan Musisi 'Cuek', terkadang kita harus 'cuek'.

V. ARTIKEL UNTUK PEMUSIK: TERLALU NGE-FLOW
Dalam ibadah-ibadah minggu yang saya ikuti, saya melihat ada beberapa gejala yang kelihatannya 'baik', tapi bisa membuat suasana ibadah menjadi kacau. Salah satuya gejala musisi yang terlalu 'ngeflow'

Sebagai keyboardist gereja terkadang saya mengalami gejala ini, karena keasikan worship, sampai-sampai kita sebagai musisi, apalagi sebagai leader, sudah ngeflow sendiri tanpa memperhatikan yang lain, termasuk memperhatikan pemimpin pujian. Sehinngga pada saat WL memberikan aba-aba, kita tidak lagi memperhatikannya. Hal ini bisa lebih parah jika dalam bermain musik, kita worship sambil menutup mata.

Menurut hemat saya, setiap musisi khususnya yang memegang lead instrumen hendaknya selalu 'sadar' dan selalu konsentrasi kepada aba-aba dari pemimpin pujian. Tidak ada salahnya worship saat memainkan instrumen kita, tapi jangan terlalu asyik sendiri, sehingga kita berjalan sendiri tanpa memperhatikan WL.

Terkadang hal ini dapat menyebabkan suasana ibadah terganggu karena adanya ketidakharmonisan dan ketidaksinkronan antara musisi dan WL. Kita bisa worship sendiri jikalau sedang practice atau bermain sendiri di rumah, so every day worship God, tetapi hari minggu seharusnya kita tetap keep our concentration and our eye to the Worship Leader

AMIN.

SESI 2

TEORI PRAKTIS BERMAIN MUSIK

PENDAHULUAN
Yang harus dipelajari dan dimengerti oleh seorang pemain musik adalah :
Cara mencari nada dasar  sebuah lagu.
Harus bisa melagukan sebuah nyanyian dengan not.
Mengetahui jenis-jenis genre musik.
Mengetahui jenis sound yang cocok/khas untuk sebuah genre musik berkaitan dengan instrument musik.
Mengetahui permainan inversi nada pada lower/bass.
Mengetahui chord-chord penghubung.
Menguasai kelebihan dan kekurangan sebuah instrument musik.
Memiliki kemampuan untuk menangkap keinginan WL dan anggota tim lain (pemusik) baik melalui hand signal maupun lisan.
Harus memiliki komitmen untuk terus belajar dengan berani membayar harga agar kemampuannya terus meningkat baik melalui latihan pribadi dan kelompok band, juga penting menambah perbendaharaan genre musik secara audio maupun secara literatur.
Buatlah seakan-akan bermusik adalah sebuah “profesi”.
Perlu diingat bahwa :
Musisi adalah seorang yang sangat idealis dan sensitive terhadap yang dia rasa dalam bermusik yang bisa jadi tidak ada yang salah pada subyektifitas seseorang dalam bermusik (tidak ada yang salah).
Untuk point a bisa diterapkan untuk seorang single keyboard instrument atau seorang arranger instrument (untuk kepuasan pribadi dan bukan dalam rangka melayani orang lain).
Berbeda untuk posisi seorang musisi, jika :
dia harus mengiringi vocalis lain
dia harus bermain band (bermain dengan orang lain)
dia harus mengikuti aransemen yang dibuat oleh orang lain
pada point c bisa jadi alat ukur benar dan salahnya seseorang dalam bermain musik adalah orang lain (tim musik atau arranger atau partitur).
Dalam tim musik perlu adanya music director/arranger bisa untuk keseluruhan satu paket lagu dalam ibadah atau setiap lagu memiliki arranger sendiri.
Leader pada sebuah ibadah pujian gereja-gereja kharismatik kebanyakan secara spontan oleh WL, tetapi perlu menghargai apa yang diputuskan bersama pada saat latihan.
Terkadang catatan mengenai : aransemen, urutan lagu, nada dasar, improvisasi, dan hal-hal lain menjadi sangat penting (apa lagi kepada para pelupa).
Musik adalah sebuah harmonisasi =
Ada semacam pembagian tugas bermain secara bersama-sama atau secara bergantian dengan kaidah harmonisasi.
Ada semacam pembagian instrument : melodis, harmonis dan ritmis serta filler dan vocal secara baik menurut telinga atau aransemen.
Sebagai catatan : banyak instrument musik belum tentu lebih baik.
Ada sebuah pattern yang harus diikuti oleh setiap pemusik untuk menentukan fill-in :
Ada pattern 8 bar --> fill in di bar 8 antara ketukan 1-4
Ada pattern 16 bar -> fill in di bar 16 antara ketukan 1-4
Beberapa pattern untuk diaransemen :
Ada pattern intro
Ada pattern bait/verse
Ada pattern bridge/jembatan
Ada pattern chorus/reff
Ada pattern interlude (seperti intro terletak di tengah lagu)
Ada pattern ending

MENCARI NADA DASAR
Harus diperhatikan bahwa setiap orang memiliki jenis suara yang berbeda, tetapi ada sebuah teori yang dapat dipelajari untuk menentukan nada dasar :
Menentukan patokan nada misalnya di Bb, C atau D
Pada sebuah lagu cari not tertingginya dan tempatkan pada patokan nada yang telah ditentukan (Bb, C atau D) kemudian cari tangga nadanya (1, 2, 3, 4 ,5, 6, 7, i) dan ditemukan nada dasarnya di nada/kunci apakah 1(do)nya sebagai nada dasar (do = ?)
Sebagai catatan :
Untuk menentukan nada dasar harus 1(do) =…. (mayor), kalau minor maka 6(la) = ….
Setiap jenis suara (rendah atau tinggi) bisa jadi memiliki patokan nada yang berbeda.
Dibutuhkan kemampuan untuk bisa menangkap not pada saat seorang pembicara/pengkhotbah atau siapapun yang spontan menyanyikan sebuah lagu dengan cara mencari dimanakah 1(do)nya sebagai acuan untuk menentukan nada dasar lagu tersebut.
Dalam menentukan tangga nada perlu mengetahui Interval (Jarak antar Nada) satu oktaf :
1-2-3-4-5-6-7-i : 1-2 = jarak 1 nada; 2-3 = jarak 1 nada; 3-4 = jarak ½ nada; 4-5 = jarak 1 nada; 5-6 = jarak 1 nada; 6-7 = jarak 1 nada; 7-i = jarak ½ nada.
Menentukan Interval lebih mudah menggunakan tuts piano.

PEMILIHAN JENIS IRAMA
Pemilihan jenis irama berhubungan dengan genre sebuah musik yang ini juga berhubungan dengan tempo.
Dalam perkembangan belakangan ini, menggubah sebuah genre atau mere-mix sebuah genre/aliran musik sudah bukan menjadi sesuatu yang dilarang.
Beberapa acuan yang bisa dipakai untuk menentukan pilihan jenis irama (untuk mempermudah menggunakan penamaan pada keyboard tertentu) :
8 Beat =
Untuk tempo lambat antara 64-78 misalnya lagu : Mulialah NamaMu Tuhan
Untuk tempo sedang/moderato antara 78-86 misalnya lagu : T’rimakasih Tuhan
Untuk tempo sedang-cepat/moderato-fast antara 86-105 misalnya lagu : Kukasihi Kau Dengan Kasih Tuhan
Untuk tempo cepat-sedang/fast-moderato antara 105-132 misalnya lagu : S’bab Tuhan Baik
Untuk tempo cepat/fast antara 132-145 misalnya lagu : Bangkit S’rukan Nama Yesus
4 Beat/Foxtrot/Swing/Bigband =
Untuk tempo sedang/moderato antara 105-116-125 misalnya lagu : Ada Satu Sobatku
2 Beat/Country/Polka =
Untuk tempo cepat/fast antara 100-110 misalnya lagu : Allah Ditinggikan
Dance/Disco/Hustle =
Untuk tempo cepat/fast antara 125-138 misalnya lagu : Yesus Allah Kita Perkasa
16 Beat =
Untuk tempo sedang/moderato antara 95-105 misalnya lagu : Kasih Allah Tak Berkesudahan
Rock Ballad/Rock-Shuffle =
Untuk tempo cepat/fast antara 138-150 misalnya lagu : Anggur Baru
8 Beat Latin/Rhumba/Cha-Cha/Salsa/Pop-Samba =
Untuk tempo antara 128-130 misalnya lagu : Betapa Baiknya Engkau Tuhan
Slow-Rock =
Untuk tempo pelan/sedang antara 70-88 misalnya lagu : Peganglah Tanganku Roh Kudus
Slow-Waltz =
Untuk tempo pelan/sedang antara 68-70 misalnya lagu : Berhembuslah Roh Kudus
Reggae-16 Beat =
Untuk tempo sedang/moderato antara 95-105 misalnya lagu : Yesus Ajaib
Rock =
Untuk tempo cepat/fast antara 130-140 misalnya lagu : Biarlah Rohmu Menyala-nyala
Catatan : ukuran ini bukanlah mutlak, semua tergantung arransemen, kelengkapan instrument, kemampun/skillpersonil, aturan gereja dan selera masing-masing musisi dan pemuji.

PEMILIHAN JENIS INTRO DAN ENDING
PEMILIHAN PENGAMBILAN INTRO :
Intro awal lagu
Intro akhir lagu
Intro tengah lagu
Intro dari luar lagu
Intro dari melodi
Intro yang dimulai dari drum
Intro bisa dimulai dengan permainan piano
Ending mengambil dari break yang dominan

PEMILIHAN PENGAMBILAN ENDING :
Ending dengan permainana fade in/out
Ending dengan pemberhentian serempak
Ending bisa dengan permainan piano
Ending dari luar lagu
Ending mengambil dari break yang dominan

PEMILIHAN PENGAMBILAN INTERLUDE/IMPROVISASI
Tentukan kapan dan dimana interlude/improvisasi dimainkan
Tentukan instrument yang mana yang harus bertugas memimpin (Paling dominan).

PEMILIHAN SUARA INSTRUMEN (VOICE ATAU TONE)
Basic Instrument : biasanya piano, electric piano, guitar
Back-up Instrumen : strings, organ, pad dan yang sejenis
Filler Instrumen : flute, oboe, saxophone, horn, brass, e guitar, violin, trumpet, dll
Sebagai tambahan voice/tone bisa digunakan instrumen-instrumen yang unik (tradisional, dll.).

INVERSI NADA
Inversi nada salah satu tujuannya untuk mengubah nuansa musik dan memperindah harmonisasi pada saat didengarkan.
Inversi nada pada bass guitar/lower bisa dalam bentuk pemilihan nada bass yang seharusnya di nada 1(do) menjadi nada ke tiga (3(mi)) atau nada ke lima (5(sol)) :
Misalnya contoh pada nada dasar do=C
Bass di nada ke 1 di not C menjadi ( C
Bass di nada ke 3 di not E menjadi ( C/E = C on E ( akord di C, bass di E
Bass di nada ke 5 di not G menjadi ( C/G = C on G ( akord di C, bass di G

MUSIK GEREJA >< MUSIK SEKULAR
Meskipun pada praktiknya pada masa sekarang untuk genre sudah tidak ada bedanya, tetapi paling tidak hal-hal ini bisa menjadi ukuran untuk membedakannya.
Perbedaan itu pada umumnya berhubungan dengan :
Suara-suara/tone/voice yang sering digunakan.
Rhythm dan melodi-harmoni yang dimunculkan.
Suasana/kesan yang diharapkan.
Tujuan dan focus musik itu sendiri.
Pada prinsipnya :
Musik Gereja = digunakan untuk mengundang hadirat Tuhan, fokusnya ke Yesus dan janjiNya serta menciptakan damai, harapan, kasih dan sukacita surgawi.
Musik Sekular = untuk kesenangan semu, fokusnya ke pemusik, penyanyi dan band, menciptakan suasana marah, histeris, urakan, pemberontakan dan sering digunakan untuk menyembah setan.

ARANSEMEN
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DAN DIPERTIMBANGKAN DALAM MENGARANSEMEN LAGU-LAGU DALAM iBADAH :
Pilihlah karakter/warna musik yang melahirkan interpretasi yang rohani, yang membangun roh dan bukan sekedar jiwa atau tubuh.
Tentukan intro, bagan lagu dan endingnya apakah dari keyboard, bass, drum, perkusi, gitar atau dari vocal (a capella) atau instrument yang lain.
Buatlah vareasi-vareasi serentak (break, syncope, dll) agar bervareasi disbanding sebelumnya.
Berilah ruang, nafas dan dinamika pada lagu melalui :
Volume
Pola rhythm/irama
Overtone/modulasi
A capella
Break variation

KERJASAMA DALAM TIM
Dalam membangun kerjasama dengan anggota tim, ada hal-hal yang harus diperhatikan :
Harus ada kesatuan roh, kesetiaan dan kasih antar sesama anggota tim.
Harus bisa bekerjasama dan tidak mempertahankan pikiran/idenya sendiri. Dalam hal ini pertimbangkan situasi jemaat, situasi lingkungan, kultur, latarbelakang gereja dan karakter dari gembala.
Perhatikan pembagian parts antara pemain leader, backup dan filler.
Perhatikan bahwa permainan seseorang akan mempengaruhi dan memberi inspirasi kepada pemain yang lain.
Sebagai konduktor atau pemimpin, perhatikan di bagian mana seseorang harus bermain atau bahkan berdiam/berhenti sementara atau sama sekali tidak bermain di lagu tertentu karena dibatasi oleh genre tertentu.
Setiap pemain berusahalah juga bisa memainkan instrument yang lain yang berbeda fungsi, misalnya pemain drum (ritmis) berusaha bisa memainkan instrument harmonis (piano) atau instrument melodis (saxophone, dll.).
Buatlah bentuk komunikasi antara : WL dengan tim musik dan antar sesama pemain musik. Komunikasi bisa berbentuk :
Hand signal.
Komunikasi verbal = diperkatakan, dinyanyikan atau dilantunkan.
Komunikasi tubuh (non-verbal) = melalui pandangan, melirik, menengok, dll tapi jangan terlalu menyolok (usahakan tidak dengan cara ini jika tidak terpaksa).

PERHATIKAN :
Tidak ada “musik Kristen” yang ada hanya “lirik Kristen”.
Banyak kebangunan rohani yang selalu disertai dengan musik yang baru.
Aristoteles berkata : “Musik mempunyai kuasa untuk membentuk karakter”.

SESI 3
MEMBUAT ARANSEMEN
Menentukan jenis ibadah (umum atau kategorial)
Menentukan arranger/Music Director
Menentukan judul lagu (2 lagu : pujian dan penyembahan)
Menentukan langkah-langkah aransemen :
Menentukan genre/jenis musik
Menentukan para pemain musik dan vocalis
Menentukan aransemen : intro, verse, reff, overtone, break, interlude, syncope, bridge, ending
Membuat perbaikan-perbaikan
Menentukan aransemen terbaik
Praktik hasil aransemen
Tanggapan dan penilaian

Tuhan Yesus Memberkati.

NB :
Materi ada 3 sesi, membutuhkan waktu kurang lebih 9-10 jam :
Panduan Teori Pelayan Musik dan Pujian kurang lebih 3 jam
Teori Praktis Musik Gereja kurang lebih 3 jam
Lokakarya Aransemen Musik Kelompok (Band) kurang lebih 3-4 jam (tergantung kondisi, jika setiap kelompok sudah mempersiapkan bentuk aransemen akan lebih cepat)

1 komentar: